Aku tutup mata ini dengan merenung.
Dalam… mengingat masa yang takan pernah berkurang.
Aku tutup mata ini dengan penyesalan.
Yang tak mungkin kembali ketika mata tlah cukup untuk terlelap
Bukan waktu yang akan menangisi aku.
Demi dosa yang semakin nenumpuk di pundak memberatkan jiwa ku
Bukan kalian yang tau, seberapa lama aku terpejam hingga aku tak sadar aku sejenak melupakan.
Melupakan kalian yang terjaga menanti teman
Menjinjing dosa-dosa besar melewati lorong yang sunyi,
Menatap penguasa malam yang sedang bercumbu dengan dosa terindah.
Terbaring diatas aspal yang dingin, yang sedang berselimut embun, beristirahat lelah.
Menatap langit yang gelap, dengan ribuan bintang yang indah..
Aku tutup mata ini sejenak, untuk menikmati lolongan anjing-anjing yang kesepian.
Melawan sejenak logika untuk menerka kuasa Tuhan.
Aku tutup mata ini dengan untaian improvisasi mencoba menjelajahi sugesti alam
Kita tak pernah sama Tuhan..
Tuhan mampu menembuh dimensi ruang dan dimensi waktu.
Sementara aku selalu saja terbaring di ruang dan berlomba dengan waktu yang Ia kuasai
Kita takan pernah sama Tuhan.
Sering kali aku menjerit lantang tentang hidup yang Engkau takdirkan padaku,
Tapi Engkau hanya terdiam, dan membiarkan aku menunggu waktu menyampaikan titahMu,
Aku tahu Engakau Maha Mengetahui, Maha Mendengar.
Engku tahu aku sedang galau,
Dan aku yakin Engkau mendengar jeritan hatiku yang sedang kacau.
Terimaksih Tuhan, Engkau beri kesempatan padaku untuk menyelesaikan surat keluhan ini.
Forgive me always complain of fate that you've set
0 komentar:
Post a Comment