Satu ramadhan dijalani di tanah rantau, merasa berbeda seperti ramadhan tahun-tahun yang lalu. Tak ada ayah, tak ada ibu, tak ada adik yang biasanya berangkat tarawih bersama ke Mesjid. Tak ada rendang dalam menu sahur ataupun makan malam, hanya ada mie instan beberapa bungkus dan susu, Allhamdulillah, itu sudah lebih baik dari pada 15 tahun silam.
Ada rindu pada keluarga nan jauh disana, ada rasa sepi yang menghantui ku di sini, kangen akan hangatnya segelas teh hangat saat berbuka. tapi kini mencoba menikmati segelas teh yang sama dalam kesendirian. Ya, mungkin ini yang terbaik saat ini, saat dimana harus menjadi dewasa dalam keadaan apapun, berpikir bijak atas tanggung jawab.
Kalau ada alasan yang lebih baik antara tinggal di Jogja atau kembali ke kampung halaman tentu aku akan memilih alasan yang terbaik. Tapi mungkin lebih bijak aku berada di sini, untuk menyelesaikan apa yang telah aku perbuat, bertanggung jawab atas jabatan yang di amanahkan, ketimbang pulang dengan perasaan yang sudah terasa hambar dan mungkin akan menyakitkan.
0 komentar:
Post a Comment