Ku tulis ini dengan jutaaan maaf yang tak mampu ku ucap.
Ku tulis ini dengan penuh rasa bangga pada mu
Ku tulis ini dengan penuh kesadaran dan mungkin penyesalan atau mungkin kebebasan..
Tak ada yang ingin perpisahan ditengah-tengah bahagia yang tercipta.
Tapi aku satu dari sebagaian orang yang melakukan itu.
Maaf kan aku yang terpaksa mengakhiri semuanya lebih awal tanpa ingin mu.
Hati kecil ku mungkin akan berontak tak rela, tapi logika sepenuhnya sadar.
Mempertahankan mu sama halnya memenjarakan separuh jiwa mu dan separuh jiwaku
dalam penantian tanpa akhir dan harapan tanpa kepastian.
Yang nantinya akan sama-sama merenggut sedikit demi sedikit detik dan pikir kita pada ketidakpastian
Masih panjang jalan yang harus kita lalui, masih panjang gua yang harus kita susur.
Semuanya masih gelap gulita, sampai di sini atau masih banyak keindahan yang akan kita temukan.
Kita takpernah berubah, aku masih lah aku seperti yang dulu hingga saat terakhir kita bertemu aku masih lah seperti aku yang dahulu. Begitu juga kamu.
Tatapan mu, ceria mu, tembem pipi mu masih saja lah seperti dahulu tak ada yang berubah.
Banyak kata yang tak mampu ku ucapkan, sebab apapun yang ku katakan semua tak kan berubah dari apa yang pernah ku katakan sebelumnya.
Aku hanya takut menyakiti mu lagi, menjatuhkan air mata di pipi mu.
Berharaplah pada harapan yang pantas.
Bersandarlah pada sandaran yang selalu ada.
Saat ini kita hanya seperti rembulan dan mentari.
Saling membutuhkan tapi tak ditakdirkan bersama.
Kita tak selamanya tangguh karena kita bukan superhero.
Lepaskanlah tangguhmu, perlahan.
Sejenak kita singkirkan ego masa muda yang menyederhanakan cinta.
Sesederhananya cinta tetap butuh yang namanya pengorbanan.
Terimakasih sudah menemani sebagian masa ku.
Bersama mu adalah pelajaran berharga dalam hidup ini.
Terimakasih udah menjadi yang terindah dan mungkin sulit terganti.
Terimakasih..
0 komentar:
Post a Comment