Hay denyar…
Apa kabar mu, ku harap kamu baik-baik saja
dan akan selalu baik bahkan jauh lebih baik. Aku yakin kamu masih ingat hari
ini, aku yakin kamu takan pernah lupa, begitu pun aku. 1 Maret, 6 tahun
silam, tak ada yang menyangka hal itu akan terjadi, bahkan kita sendiri perlu beberapa waktu untuk menyakinkan diri atas semua yang terjadi. Semua mengalir saja seperti
air mengalir ke samudra, banyak yang mengira air akan berlabuh di hilir, tapi
sebagian air malah menggenang dan hanya bisa menguap ke angkasa.
Tadi nya semua berharap akan baik-baik
saja, baik yang terlihat di luar dan baik pula untuk yang tak terlihat. Yaa,
bersama mengiringi waktu memang terlihat baik, tapi tak ada yang dapat melihat
kedalam hati, terkadang apa yang terlihat mata belum lah sama dengan apa yang
dirasa di hati.
Denyar.. Kita telah melalui jalan panjang
yang akhirnya mengantar kan kita pada persimpangan. Tadinya kita berharap jalan
itu akan selamanyaa menyatukan kita, tapi kehendakNya berbeda dengan ingin
kita. Kita tak selalu bisa punya apa yang kita inginkan, kadang kita harus
merasa kehilangan ketika kita sangat berharap, atau bahkan kita ragu pada apa
yang kita harapkan.
Kita sudah semakin dewasa menjalani hidup.
Logika dan rasa menjadi dua komposisi dalam hubungan yang tak bisa dipisahkan,
logika tanpa rasa seperti memaksa menaiki mobil yang diderek, kita punyaa tapi
kita tidak dapat menikmati bagaimana bekendara. Begitu pula rasa tanpa logika,
tentu seperti penyair dengan harmonika, indah, tapi kita tak mengerti maknanya.
Kita tidak bisa mejalani satu ikatan dengan
menghilangkan satu kebutuhan. Keadaan memaksa kita mencari salah satu komponen
yang hilang dari kebersamaan. Mencari sendiri, ke negeri antah berantah,
dibalik kenangan, dari kehidupan masa silam, dari sisa-sisa peperangan, atau
mungkin dari kehidupan orang lain. Yang kita cari adalah kepercayaan dan rasa
ihklas, yang hilang terganti rasa curiga dan amarah, yang terlampau besar dari
sayang tanpa kita sadari.
Mungkin saat ini adalah yang paling tepat
untuk kita berdua berkelana sendiri. Bergabung pada kehidupan sosial yang telah
lama terabaikan, mencari pengalaman baru yang tak berlatar belakang perasaan.
Menyelesaikan apa yang telah kita jalani untuk masa depan. Mungkin ini adalah
cara bijak untuk menyegarkan kembali pikiran kita tentang indahnya hidup dan
masa muda.
Tidak lah sia-sia apa yang kita jalani
dahulu, banyak pelajaran yang dapat kita ambil, pejalaran yang tak kita dapat
dari tumpukan buku dan teori-teori tentang cinta. RencaNya jauh lebih baik dari
apa yang kita rencanakan, Ia tak pernah bohong pada janjinya, suatu saat anak
cucu adam akan dipertemukan dengan rusuknya dari anak cucu hawa. Ia Maha Tahu
kapan waktunya, kita hanya perlu sabar kalau memang diri ku dan diri mu adalah
satu bagian yang takterpisahkan, kita akan kembali satu.
Denyar, Aku yakin kamu sudah semakin dewasa
saat ini. Tak ada yang hilang dari kita, tak ada yang pergi meninggalkan, hanya
terpisah saja untuk memahami hidup masing-masing. Berharaplah dengan
pengharapan yang benar, pahamilah dengan pemahaman yang benar.
Layu sekejap daun terkena panas, kemudian kembali segar terkena air. Takakn mati pohon pisang ditebang sebelum masanya ia berbuah. Menjadi baik untuk yang terbaik mungkin akan lebih baik dari pada memaksa baik padahal belum tentu baik. Bukalah sedikit hati mu temukan hal baru yang membuatnya nyaman, lepaskan harap mu pada ku, karena aku takpantas untuk diharap. Penantian yang sebenarnyaa adalah sabar akan ketentuan Nya, bukan penantian atas apa yang benar-benar kita harapkan.
0 komentar:
Post a Comment