Hilang

Sial pulpen ku kemana yaa? Maki Denyar  saat ingin menulis dearynya.

Malam kemarin Denyar menulis laporan kerjanya banyak sekali sampai ia kelelahan dan tertidur, tak lagi sempat ia mengucapkan selamat malam pada pulpen legendarisnya yang setelah 5 tahun menemaninya menulis. Bahkan kadang pulpen terserbut berserak di meja kerjanya, tanpa di kembalikan ke tempatnya.

Sekarang Denyar baru benar-benar merasa kehilangan pulpennya, dan tak tahu bagaimana ia akan menulis, meskipun ada pensil, ia tak terbiasa menggunakannya, adapun spidol, bisa aja Denyar menulis menggunakan spidol tapi bukan di deary, di white board, tampat ia menuliskan dan membagi ilmu pada anak didiknya.
“Wahai pulpen sayang, diamanakah dirimu.” Gombalan nakal keluar dari mulut Denyar, sembari ia mengobrak-ngabrik barang-barang di meja kerjanya.

Pupen saja butuh perhatian apa lagi kita manusia, lalai merawatnya terseliplah dia. Membeli itu sangat lah mudah tapi merawat dan menjaganya itu yang sulit. Dengan uang Rp. 10.000 mungkin Denyar dapat membeli 10 pulpen dengan warna yang sama, merk yang sama, tapi apakah Denyar dapat menemukan kenyamanan yang sama dengan pulpen yang baru tersebut? Butuh waktu lama membiasakan diri dengan sesuatu yang baru.

“Andai ketemu itu pulpen, ku janji deh gak akn sembarangan lagi naruhnya.” Denyar bersandar di sudut kamar akibat kelelahan mencari pulpen.  Sejenak ia kembali mengulang kenangannya bersama pulpen cantik tersebut, tentang bagaimana ia menulis puisi, menulis cerpen, menulis novel happy ending. Ah semuanya lah.  
Perlahan Denyar menelusuri tempat-tempat yang menjadi kenangan besama pulpen, berharap menemukan jejak sang pulpen idaman.

Akhirnya dipojok meja bagian bawah ia menemukan pulpen tersebut telah pecah akibat tertindih meja. Betapa menyesalnyaa Denyar, tapi penyesalan tak dapat mengembalikan pulpen tersebut menjadi utuh. Malam ini Denyar absen untuk menulis karena mood yang sedang buruk akibat kehilangan pulpen idaman.
   
Hilang mungkin karena sesuatu tersebut telah habis masanya bersama kita, hilang mungkin juga karena kita tak dapat merawatnya dengan baik, atau mungkin Tuhan sedang mempersiapkan yang lebih baik untuk kita.

Semoga yang telah hilang digantikan dengan yang terbaik dan lebih baik. Berusahalah untuk menulis dengan pulpen yang baru Denyar, awalnya kamu akan merasa aneh, tapi lama-kelamaan kamu akan terbiasa menggunakannya.

Penulis : Tirta Hardi Pranata ~ Tukang coret-coret di blog ini ~

Artikel Hilang ini dipublish oleh Tirta Hardi Pranata pada hari Wednesday, December 11, 2013. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan Hilang
 

0 komentar:

Post a Comment