Sebab Aku Belum Ingin Pulang

hai haiii.... saya lagi gemar menggunakan kata "hai" untuk menyapa, meskipun beberapa teman saya kurang menyukainya. Saya rasa itu adalah kata yang universal dan tidak menyangkut salah satu dari ajaran agama apa pun. Seorang Pendeta mendapat teguran dari beberapa orang ketika beliau menggunakan salam pembuka yang merupakan ciri khas salah satu agama di dunia. karena blog ini juga mendunia, dari pada saya juga tegus oleh beberapa oknum, alangkah lebih baiknya saya menggunakan salam yang dapat diterima oleh semua orang, agama, negara dan seluruh alam semesta.. #ngomongopotooo..

---------------intermezoo

Ada sebuah postingan disalah satu grup fb yang dibentuk untuk menjalin silaturahmi antar sesama warga salah satu kabupaten di salah satu provinsi di Indonesia. Postingan itu berisi "(nama kota) kapan bisa majunya" tanpa di bubuhi tanda tanya,  dan membuat saya bingung, postingan ini apakah sebuah pertanyan atau sebuah uangkapan. Tapi mungkin itu adalah sebuah pertanyaan, mungkin si penulis hanya lupa membubuhkan tanda tanya di akhir kalimatnya. seperti kita semua yang lupa pada tugas kita sebagai manusia.

Pertanyaan itu pula yang setiap saat menggelayut dalam pikiran ku, bagaimana aku bisa maju ketika aku hanya mengejar benar tanpa pernah belajar dari salah ku. Bagaimana aku bisa menjadi luar biasa dan belajar banyak hal ketika aku puas dengan apa yang aku miliki yang sejatinya itu bukan lah milik ku? kapan aku bisa maju ketika aku hanya mengandalkan tangan orang lain untuk meraih ingin ku? kapan aku bisa maju ketika aku lebih banyak mengeluh dari pada berusaha? kapan aku lebih baik ketika aku memilih diam dalam nyaman ku sementara orang lain keluar dari nyamanya untuk mencoba banyak hal?

Aku anak rantau yang belum ingin pulang, karena aku masih menjadi rumput belum menjadi oak. Apa lah artinya rumput jika kembali pulang ke kadang gajah, tentu saja hanya menjadi santapan dan diinjak-injak. Beda halnya ketika oak tumbuh di kandang gajah, ia akan menjadi pohon yang kuat, menduhkan sang gajah, tempat sandaran sang gajah ketika hujan, bahkan menjadi penambat buat mengingat sang gajah. aku ingin menjadi oak baru lah aku pulang.

Aku rindu kampung halaman ku, dimana tempat aku dilahirkan dan tempat di mana masa kecil ku yang bahagia ku habiskan, arrhhh aku rindu sudut kota itu yang kadang tak beraturan, aku rindu deretan kendaraan yang berbaris di pinggir jalan ketika ada arak-arakan, aku rindu kota yang berbeda 170 derajat dari kota tempat aku tinggal sekarang, meskipun aku rindu kota kelahiran ku, tapi aku lebih nyaman disini. di mana semuanya tertata mendekati nyaman, dimana segala yang kamu butuhkan tersaji dengan banyak pilihan, di mana orang-orang saling berdiskusi menciptakan aksi untuk kesejahteraan sesamanya, dimana penguasa mengayomi rakyat, dan buadayanya menjadi ikon yang tak terlupakan di mata dunia. Aku selalu ingin  kota kelahiran ku seperti kota ini, agar aku dan seluruh manusianya nyaman bersilaturahmi..


 

My Heart


Teman-teman mungkin masih ingat dengan lagu ini, lagu yang populer beberapa tahun silam yang di kumandangakan oleh sepasang anak muda yang saat itu menjalin ikatan cinta, tapi sayang kisah cinta mereka kandas tak seperti lirik lagunya, ternyata mereka tak cukup tegar ketika hati mereka menemukan cinta yang lain, mungkin sayang mereka takan akan hilang, meskipun mereka tak lagi dalam satu ikatan.

Ah,, lagi-lagi saya seperti penjual VCD bajakan, begitu kata teman saya, tapi tak apalah mempromosikan musik karya anak bangsa tidak lah salah, lagian saya tak terlalu suka dengan musik barat, selain Bahasa Inggris terlalu pasif, telinga saya juga telinga Indonesia. hehe

Oh iyaa, ini lagu beberapa kali mampir dalam playlist saya, dimainkan secara otomatis oleh musicplayer, tadinya saya tak terlalu menikmati, tapi setelah beberapa kali lagu ini memaksa telinga saya untuk memperhatikan, saya baru menyadari bahwa setiap lirik lagu berbau cinta atau pun perasaan itu semua semu, setidaknya begitulah hasil pengamatan saya, bahkan penyanyinya sendiri hanya bisa mengumandangkan lirik-lirik melow nan syahdu, tanpa bisa mengamalkan lirik tersebut dalam kehidupannya, ya sebut saja duo sejoli yang menyanyikan lagu MY Heart ini dan masih banyak lagi lainya.. :)

Kehidupan bercinta memang tak semudah kisah cinta beauty and a beat atau kisah romansa FTV. Cinta tak hanya suka lalu jadian, mesra-mersaan di pinggir jalan, penggangan tangan... ketika masa SMA, saya juga menikmati pacaran, tapi setelah umur saya beranjak dewasa, saya sadar bahwa cinta tak hanya sekedar kata, atau pun ungkapan puitis dari seorang insan untuk insan yang berlainan jenis. tapi Cinta adalah sebuah tanggung jawab yang tidak dapat diobral dengan mudah, seperti kacang goreng.

Pada suatu ketika kita akan memahami tanggung jawab yang maha besar, bukan hanya untuk saat ini, tapi saat nanti, ketika gelar sakral "suami" atau "istri" tlah kita sandang, tanggung jawab besar yang mungkin takakan semudah melewati jalanan panjang berlobang dengan pegangan tangan semasa pacaran, tapi jalan panjang seumur hidup dan berakhir di akhirat.

Perlahan saya mengerti arti kebahagiaan yang sesungguhnya dari sebuah penantian yang benar benar membuat saya merindu. Saya merindukan calon istri saya yang sampai saat ini masih dijaga Tuhan, dan saya mengerti, sendiri tak selamanya menyakitakan, sendiri adalah jeda dimana Tuhan memberikan waktu buat saya untuk mempersiapkan sebagian bekal untuk melewati masa depan bersama bidadariNya.. Saya mulai percaya semua akan indah pada waktunya, maka bersabarlah kawan, jangan pernah memaksa bahagia datang lebih awal. Bahagia akan datang pada saatnya. Ketika  saat itu tiba untailah kata-kata indah dalam janji Akad nikah, lalu ukirlah nama kalian dan pasangan kalian pada buku Nikah, lalu peganglah tangan istri mu untuk menjalani hidup dalam bahagia disurga yang kalian ciptakan sendiri.

 

Rindu Tak Bertuan

Arhhhggg... lagi lagi tertahan rasa yang gak tau rasa apa namanya. Terjaga tak dapat memejamkan mata, ah mungkin sudah ku alihkan semua kepada kerja yang menjadi alibi untuk tetap terjaga menunggu pagi.

Memejamkan mata menjadi kerja yang menusuk hingga ke relung hati terdalam menjelma menjadi rindu yang tiada tara, entah pada siapa rindu ini bersamayam, entah dosa apa yang aku lakukan pada hati yang begitu suci. Terasing dalam malam yang sepi, tersandra dalam diam. Menatap gerak beku dan senyummu dalam foto, hanya itu pengobat rindu yang berontak ini.

Arghhh.. Entah kenapa rasa ini menjadi beda, tak ada alasan dan tak tau kenapa begini susahnnyaa untuk menjelaskan, apa mungkin kamu juga merasakan hal yang sama dengan apa yang aku rasakan.

Apa aku terlalu berharap lebih pada mu, atau aku terlalu munafik mengartikan segalanya. Ah, kadang aku berpikir untuk lari ke hutan bertafakur bersama alam, menikmati hening, tapi mungkin hanya raga ku yang berada di dalam hutan tersebut, namun pikiran ku akan melayang jauh menerobos semak, menyeberangi lautan, melintasi pegunungan, dan kembali menemukan mu yang selalu menghantu.

Sudah ku basuh muka ku dengan air suci, tapi tak juga hilang wajah mu. Ku bawa sujud dan berserah pada pencipta Mu tapi tetap saja tak sirna wujud mu, sedang ku pikirkan dosa ku yang berkali-kali memandang mu lewat foto, tetapan sekali itu tak apa, tapi berkali-kali itu dosa.. arhggg.. Ku redam rindu ku dalam do’a, semoga engkau baik-baik di sana, menjaga hati mu, menjaga cinta mu, menjaga diri mu, dari segala rasa yang merusak iman mu, jarak dan waktu yang akan menjawab siapa kah diri mu yang menjadi rindu terdalam dari hati ku.