Rindu Tak Bertuan

Arhhhggg... lagi lagi tertahan rasa yang gak tau rasa apa namanya. Terjaga tak dapat memejamkan mata, ah mungkin sudah ku alihkan semua kepada kerja yang menjadi alibi untuk tetap terjaga menunggu pagi.

Memejamkan mata menjadi kerja yang menusuk hingga ke relung hati terdalam menjelma menjadi rindu yang tiada tara, entah pada siapa rindu ini bersamayam, entah dosa apa yang aku lakukan pada hati yang begitu suci. Terasing dalam malam yang sepi, tersandra dalam diam. Menatap gerak beku dan senyummu dalam foto, hanya itu pengobat rindu yang berontak ini.

Arghhh.. Entah kenapa rasa ini menjadi beda, tak ada alasan dan tak tau kenapa begini susahnnyaa untuk menjelaskan, apa mungkin kamu juga merasakan hal yang sama dengan apa yang aku rasakan.

Apa aku terlalu berharap lebih pada mu, atau aku terlalu munafik mengartikan segalanya. Ah, kadang aku berpikir untuk lari ke hutan bertafakur bersama alam, menikmati hening, tapi mungkin hanya raga ku yang berada di dalam hutan tersebut, namun pikiran ku akan melayang jauh menerobos semak, menyeberangi lautan, melintasi pegunungan, dan kembali menemukan mu yang selalu menghantu.

Sudah ku basuh muka ku dengan air suci, tapi tak juga hilang wajah mu. Ku bawa sujud dan berserah pada pencipta Mu tapi tetap saja tak sirna wujud mu, sedang ku pikirkan dosa ku yang berkali-kali memandang mu lewat foto, tetapan sekali itu tak apa, tapi berkali-kali itu dosa.. arhggg.. Ku redam rindu ku dalam do’a, semoga engkau baik-baik di sana, menjaga hati mu, menjaga cinta mu, menjaga diri mu, dari segala rasa yang merusak iman mu, jarak dan waktu yang akan menjawab siapa kah diri mu yang menjadi rindu terdalam dari hati ku.


Penulis : Tirta Hardi Pranata ~ Tukang coret-coret di blog ini ~

Artikel Rindu Tak Bertuan ini dipublish oleh Tirta Hardi Pranata pada hari Thursday, January 16, 2014. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan Rindu Tak Bertuan
 

0 komentar:

Post a Comment