Suatu saat nanti tidak ada lagi yang tersisa..
Semua akan lenyap perlahan terbawa gelombang kemajuan zaman.
Tidak ada lagi cahaya yang terlihat meski saat siang,
Siang akan seperti malam, gelap gulita tanpa pelita.
Bayang-bayang tak terlihat meski ada di pelupuk mata..
Itulah saat Arogan terlahir dijiwa manusia dengan membawa GEN kebencian dalam benak yang lara.
Tidak akan ada lagi perasaan cinta di antara umat manusia.
Tidak akan ada lagi rasa peduli sesama, Berbagi hanya tingal proses dalam Matematika.
Superioritas memaksanya menjadi raja diraja atas dirinya bahkan nuraninya
Pejabat Arogan senantiasa mengingkari janjinya, tidak peduli rakyat mencaci dan memaki dirinya.
Arogan tak punya telinga untuk mendengat jerit kesakitan.
Ia terlalu sibuk mengali-ngali harta dengan otaknya seraya berharap hatanya bisa dibawa mati.
Tak hanya itu Arogan perlahan mengaburkan keperayaan akan Tuhan.,
Kitab-kitab hanya dijadikan bantal dan dipajang di lemari kaca tak bertuan.
Atau tersimpan rapi di musium berplang “Arogan Tanpa Tuhan”.
Karena arogan memaksanya berpikir hanya dengan akal tanpa nurani.
Arogan yang angkuh adalah keadilan yang tidak adil, pengadilan tanpa pertimbangan.
Semua keputusan memihak pada Arogan.
Yang tak segan melepaskan nyawa dari badan para pembelotnya.
Tidak dikenang lagi semua orang dalam kebaikan hidupnya.
Terlupa karena zaman yang bergempita bersaing, baginya tak ada teman selain kemewahan.
Tidak diingat lagi semua kenangan pahit yang membangkitakan.
Yang ia tahu hanya kekuasan tak peduli lingkaran setan membalut setiap jalannya
Karena Arogan melihat hasil, tapa peduli proses.
Ketenaran didambakan dan di Tuhankan, rendah hati dilupakan itulah Arogan.
Tidak terdengar lagi lantunan kebaikan, hanya bising musik orgen dan sound yang menggelegar. Kumandang azan terkadang di permasalahkan.
Ketika bergaduh di kala subuh.
Lenyaplah nurani manusia Arogan.. Arogan tanpa iman..
Meninggal tubuh Arogan yang tak berTuan
Menjadi penguni liyang gelap tanpa cahaya, liyang yang sunyi tanpa suara,
Liyang yang senyap tanpa udara..
Mati tanpa iman, mati Tak berTuhan.
0 komentar:
Post a Comment