Berjalan di antara tembok tembok pemisah kehidupan..
Tinggi menjulang melebihi kepala.
Pandangan mata terhalang tembok yang kokoh.
Tembok yang sulit untuk didaki..
Sepanjang jalan di iringi tembok pemisah kehidupan.
Antara kota si kaya dan kota si miskin..
Terpisah tanpa ada penyatu kecuali langit yang hitam bergerlap bintang..
Setapak demi setapa ku telusi jerit tangis yang menyibak telinga.
Hembusan demi hembusan nafas, kian memburu dalam ragu dan penasaran..
Dua telinga mendengar dua suara yang bertentangan
Di balik tembok-tembok pemisah yang menjulang..
Tangis, jerit ketakutan keras bersaing dengan tawa dan canda.
Rintih siksa dan pesta fora bergaduh ditelinga yang sudah sesak dengan suara.
Gaduh, riuh dan ricuh... di antara dua tembok.
0 komentar:
Post a Comment