Aku bosan, mendengar mu ya hanya mendengar mu.
Aku benci, benci harus selalu menjadi pendengar,
Keluh mu, kesah mu, menjadi tumbal untuk lelah mu
Menjadi budak di Istana reot mu.
Aku juga ingin kau dengar, sepatah kata saja dari ku.
Aku ingin kau melihat, sedikit saja diriku
Aku lelah, sudah, segenap jiwa ku habis bersabar.
Tinggal sisa-sisa sabar dari batas pengetian yg tersisa.
Tuhan kan saja nominal-nominal itu.
Yang tak bisa membeli semua.
Bahkan dengannya saja kau tak mengerti rasa.
Bagaimana bisa kau mengerti manusia,
Aku takut hidup dalam ketakutan, tapi aku sudah terbiasa bersama gelap.
Aku benci diam, tapi aku juga suka diam.
Sudah cukup aku mengalah, tapi aku tak kalah.
Aku Oak yg tinggi, bukan bukan keladi.
0 komentar:
Post a Comment