Aku tak tau apa namanya ini? mungkin pelanggaran yang berimbas kartu kuning, atau mungkin kartu merah. Ya kalau perlu ditilang saja deh pak polisi, aku rela di hukum kalau aku telah melanggar hatinya. Aku tak punya uang untuk menebus hatinya, maka aku mencurinya dari kekosongan sunyi. Habisnya ia sendiri, merenung menatap senja dan mejelang malam di tepian dermaga.
Saat itu aku sedang sendiri mengabadikan jingga-jingga cahaya mentari yang menyongsong gelap. Ku bidik jauh ke batas horizon, tapi tak lebih indah pemandangan disana dibanding dengan pemandangan di pinggir dermaga. Di pinggir dermaga sosok wanita duduk sendiri membiarkan angin menerbangkan rambutnya yang lurus sebahu. Tatapanya kosong menatap laut yang tak berujung. Lalu matanya terpejam menteskan air mata.
Aku jatuh hati pak, kata ku pelan pada polisi yang menawan ku. Aku di intrograsi atas laporan seorang wanita yang sebelumnya duduk di dermaga, tuduhannya aku mencuri hatinya. Pak Polisi bingung, karena semboyannya “Melindungi dan melayani masyarat” akhirnya aku di proses. Goblok, pikir ku dalam hati. Tapi ya sudahlah, aku rela di hukum asal dapatkan hatinya. Cieee cieeee.. :P
0 komentar:
Post a Comment