Resign

Hari ini terasa sedikit berbeda, pagi hari begitu cerah dan siangpun mentari masih gagah memamerkan sinarnya ke penjuru kota. Namun tiba-tiba di sore harinya tak ada jingga ku dapati di ufuk barat, setelah gelap menyergap dan angin kencang menderu. Lantas tumpahan rahmat dari angkasa yang turun membasahi bumi perlahan, namun pasti. Ku ketahui rahmat itu tak turun merata, hanyaa sebagian saja yang menyicipinya. Mungkin awan sedang enggan mengguyur manusia lebih lama dengan air nya. 

Resign...

Status BBM ku, bukan tanpa sebab aku membuatnya..
Lembaran-demi lembaran yang ku bolak-balik setelah ku baca, menguatkan hati ku menulisnya.
Sudah lama ku simpan dalam draf kata itu, berharap tak secepat ini ku publish ke media
ah, seperti orang penting saja diri ku.
Tapi hari ini kata itu adalah awal dari langkah yang harus ku lakukan,
Setelah semua tak lagi indah seperti yang ku bayangkan dulu.

Meskipun atap mampu meneduhkan ku dari hujan, 
tapi sekat membuat ku harus merasa resah berhimpit pada yang lain,
mengamankan diriku agar tak basah ajaa sulit, apa lagi aku harus meneduhkan mu..
Sendiri mungkin bagi ku cukup berteduh di bawah naungan atap ini, tapi berdua.
Aku butuh tempat yang setidaknya cukup untuk kita berdua.

Mungkin kah aku terlalu realistis atas hidup ku saat ini.
Apakah ini sudah saatnya aku serius membuat jalan ke masa depan ku.
sendiri mungkin ku nyaman tapi tak selamanya aku sendiri.
bagaimana nanti membangun istana jika pasir saja aku tak punya,
Mungkinkah aku mesti keluar dari nyaman k, berhenti berteduh pada kecukupan sendiri saja dan mulai memikirkan mencukupi masa depan ku.

Resign,... Kata ini mungkin akan segera terangkai dalam surat ku.
Surat resmi yang akan ku tujukan pada atasan ku,
Sebab aku bukan lah seperti aku yang pertama kali datang mengantarkan lamaran dan berdialog seperti dulu.
Ketika pertama kali datang dulu yang ku ingin adalah pengalaman dan pelajaran. 
Tapi kini, aku datang dengan perhitungan matang, setelah sekian lama aku menjadi bagian dari satu kesatuan perusahaan yang ku katakan tak ramah pada karyawan. 
Kita tak bicara soal personal, tapi tentang managerial yang gagal.
Aku tau sebab aku punya pengalaman untuk itu.
Ketika tanggung jawab bertambah, kenyamanan berkurang dan pemasukan tak lagi dirasa memadai
maka tuliskan kata Resign pada surat mu, dan tunjukan pada atas mu.
Mungkin itu akan lebih baik dari pada kamu terus bertahan setengah hati pada kondisi yang tak menentu.

Aku masih percaya, ketika Tuhan menutup satu pintu rezeki.
maka sesunguhnya Ia telah membuka banyak pintu rezeki yang lainya. 
Bahkan ia sendiri telah menjamin rizki buat seluruh umatnya,.
Hanya saja kita mau atau tidak untuk masuk ke dalam pintu rezki yang telah ia buka kan..

Sebenarnya aku tak harus menulis kata Resign pada surat ku,
andai saja mereka mau sedikit realistis atas apa yang mereka beri terhadap apa yang ku butuhkan.
hahaha.. Aku mungkin sekarang sedikit matre ya..
sebab nantinya wanita ku tak ingin hanya makan nasi dan garam saja..
dan aku pun tak ingin hanya ada teh tanpa gula di pagi hari yang cerah.

Penulis : Tirta Hardi Pranata ~ Tukang coret-coret di blog ini ~

Artikel Resign ini dipublish oleh Tirta Hardi Pranata pada hari Monday, June 16, 2014. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan Resign
 

0 komentar:

Post a Comment