Imaji Indonesia Sesi II, Pembakaran Gerabah

Matahari beranjak tinggi, hampir tepat berada di atas kepala. Sinarnya terasa sangat panas ketika langsung berhadapan dengan kulit. Patutlah jika peluh mulai membasahi wajah pada pemilik tubuh yang lelah karena sejak pagi telah mengabadikan aktifitas penduduk membuat gerabah.

Di pasar desa Klipoh yang tak begitu besar, kami segenap panita dan peserta Kontes Foto Imaji Indonesia duduk berteduh di bawah aula desa Klipoh sembari berfoto selfie, bercengkrama, berbagi cerita, ada pula yang sedang sibuk mengutak-atik gadget nya untuk mengupload foto di Google +, dengan hastag #IndonesiaOnly #FotoKita dan #Borobudur sebagai syarat dan ketentuan kontes foto ini.
Peserta Kontes Foto Imaji Indonesia Sedang foto Selfie di Aula Desa Klipoh. Foto | Franz

Sebenarnya kontes foto sesi pertama masih menyisakan waktu 30 menit lagi. Namun sepertinya peserta merasa sudah lelah dan sudah cukup puas mengabadikan proses pembuatan gerabah di desa Klipoh, sehingga beberapa orang dari mereka kembali ke Gallery tanpa sepengetahuan panitia. Alhasil, mempertimbangkan situasi dan kondisi yang terjadi, panitia mengarahkan peserta untuk kembali ke Gallery untuk bersitirahat siang sembari sharing hasil kontes foto sesi pertama dengan photographer senior mas Dwi Oblo atau yang akrab di sapa Pakde.

10.30 susana di Gallery riuh dengan canda serta aktifitas peserta yang tengah beristirahat. Tak lupa sajian makanan ringan yang telah disiapkan oleh pengelola desa wisata Klipoh. Sembari menikmati Bajigur yang katanya makanan tradisional dengan segelas teh atau kopi, perserta saling berbagi pengalaman bersama editor Majalah National Geographic Traveler mas Bayu Dwi, Photographer National Geographic Indonesia mas Yunaidi, serta mas Dwi Oblo. Sharing pun berlangung seru, meskipun menggunakan kamera yang terdapat di smartphone namun peserta mampu menghasilkan ratusan gambar yang menarik.

Selepas makan siang dengan menu sederhana, yaitu ayam goreng, gudangan dan sambel krecek peserta kembali melanjutkan kegiatan. Pemotretan Sesi II. Sesi kedua adalah mengabadikan proses pembakaran gerabah di Desa Klipoh. Proses pembakaran gerabah di desa klipoh ini masih terbilang tradisional, yaitu dengan menggunakan dedaunan kering serta jerami kering.

Jerami Kering yang Digunakan untuk Pembakaran Gerabah. Foto | Franz


Ada dua tahapan pembakaran. Pembakaran pertama dilakukan di lokasi penjemuran dan berlangsung tak lebih dari 10 menit. Proses pembakaran pertama di lakukan di tempat penjemuran gerabah, Pembakaran pertama ini bertujuan agar gerabah yang telah di jemur tidak pecah ketika dibakar dengan suhu tinggi pada proses pembakaran kedua. Proses pembakaran yang kedua dilakukan di tempat pembakaran yang berbentuk seperti gubuk, biasa nya satu tempat permbakaran digunakan oleh 5-7 orang pengerajin gerabah.
Gerabah yang siap untuk dibakar di tempat pembakaran. Foto | Franz

Kepulan asap membumbung tinggi ketika proses pembakaran berlangsung. Hawa panas akibat api yang menyala menjadi hal yang biasa bagi para ibu-ibu yang sebagian besar melakukan proses pembakaran gerabah. Dengan kipas anyaman yang berukuran besar, ibu-ibu paruh baya itu mengipas api agar merata membakar seluruh gerabah. Setelah dibakar tak lantas gerabah ini dapat dijual, gerabah harus didiamkan semalam agar dingin terlebih dahulu, baru lah siap untuk dijual di pasar atau pada tengkulak.

Ibu yang sedang memanaskan gerabah sebelum di masukan ke tempat pembakaran. Foto | Franz


Jerami telah menjadi abu, bara api masih menyala merah di tempat pembakaran. Beberapa peserta sibuk bercengkrama dengan pengerajin gerabah yang sebagian besar tak menguasai Bahasa Indonesia. Sebagian lagi duduk berteduh mengistirahatkan tubuh di tempat teduh. Mungkin karena masih terasa kenyang ditambah lelah membuat aktifikas peserta pada siang hari itu tak seaktif waktu pagi tadi. Sembari leyeh-leyeh mereka mengunggah foto-foto hasil sesi II ini ke Google +.

Gerabah. Foto | Franz


Kami harus bersiap ke Sesi III dan membiarkan gerabah dingin terlebih dahulu di tungkunya, sebab kami tak punya waktu jika harus menunggu esok pagi ketika gerabah benar-benar dingin. Menjelang sore peserta berjalan beriringan menuju ke Bus yang akan membawa mereka ke spot pemotretan sesi III. Tempatnya adalah Candi Mendut yang berjarak sekitar 15 Km dari Desa Klipoh.

Candi Mendut. Magelang, Jawa Tengah. Foto | Franz

Di dalam bus tak banyak suara yang terdengar, peserta lebih banyak berinteraksi dengan gadgetnya untuk memenuhi syarat kontes foto ini. Saya pun membiarkan yang terjadi, sembari mengistirahatkan tubuh yang mulai lelah. saya pun mencoba mengunggah foto-foto dari smartphone saya ...

Uploading....

Anak-anak penduduk Desa Klipoh, Karanganyar, Borobudur yang sedang bermain dengan seekor kambing di daerah persawahan. Foto | Franz

Peringatan "No Climbing" yang artinya dilarang memanjat Candi Mendut. Foto | Franz


Connection Error 404.. haha....

Penulis : Tirta Hardi Pranata ~ Tukang coret-coret di blog ini ~

Artikel Imaji Indonesia Sesi II, Pembakaran Gerabah ini dipublish oleh Tirta Hardi Pranata pada hari Friday, June 13, 2014. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan Imaji Indonesia Sesi II, Pembakaran Gerabah
 

0 komentar:

Post a Comment