Kamu

Kamu yang dulu hanya hadir di mimpi ku, yang meninggalkan keping-keping rindu kini mulai menampakan diri bersama sinar mentari. Yang semula fatamorgana kini menjadi setengah nyata. Ini tak lagi mimpi ini adalah impian, seperti yang dirimu katakan, impian itu diperjuangkan, mimpi itu di abaikan.

Kamu yang dulu sempat aku ragukan, kini mantap menyakinkan diri berdiri sepaham menjemput impian. Menatap masa depan yang tidak hitam tidak pula putih, samar. Hanya bermodal keyakinan kita berikrar untuk berdiri sama tinggi duduk sama rendah, ringan kita jinjing berat kita pikul bersama. Dengan tidak merendahkan martabat ku, kamu dorong aku selangkah di depan mu, bukan untuk jadi tuan atas dirimu yang lemah, bukan pula jadi majikan atas pekerjaan rumah yang nanti akan kamu emban, tapi menjadi imam bagi dirimu yang solehah, menjadi pemimpin sekaligus pembimbing, yang nantinya bertanggung jawab atas kemaslahatan dan kesejahteraan lahir dan batin.

Kita bersama bukan sekedar ingin berdekatan satu sama lain, tapi mendekatkan diri padaNya. Dekat bagi mu adalah ketika aku bisa lebih dekat dengan peciptaMu, selama belum ada ikatan yang sah, biarkan jarak yang berkuasa menjaga. Biarkan jarak menempa kita untuk lebih sabar bergulat dengan rindu, biarkan waktu menjadi guru yang mengajarkan arti menunggu.

Masa lalu memang tidak selama buruk dan tidak juga selalu baik, tapi masa lalu selalu mengajarkan kita untuk menjadi lebih baik darinya. Kita sadar, kita adalah bagian dari masa yang kelam, jiwa yang tumbuh dari keterpurukan yang mencoba bangkit menyongsong harapan yang lebih baik. Kita bukan malaikat yang taat, kita adalah kepingan kebaikan dan keburukan yang tersusun membentuk dalam seonggok daging yang beruntung diberikan roh yang beruntung diberikan akal dan kehidupan. hingga kita tumbuh dari pengalaman yang menjadi guru terbaik untuk menjadi yang terbaik.

Kini kamu hadir laksana mata air di tengah gurun, hadir mu perlahan memberikan perubahan. Mengubah ketidak mungkinan menjadi sesuatu yang mungkin, kita sama-sama merasakan hidup ini adalah  proses, dimana mimpi akan tetaplah menjadi mimpi tanpa adanya perjuangan untuk mewujudkannya.

Sudah ku hentikan pencarian ku selama ini, ke berbagai penjuru ku cari, tepian pantai, lautan luas, puncak gunung pun kudaki, dan kini aku menghentikan semua pencarian tersebut. Lelah ku sudah lunas, impas ketika aku menemukan mu dari tempat yang tak asing bagi ku, tempat yang tak sembarang orang bisa bertahan disana.

Kini yang ku ingin hanyalah hidup bersama dengan mu, melewati susah dan senang dengan bergandeng tangan. Meskipun kita tahu, kita sama-sama keras kepala, tapi kita bukan lah orang yang gampang mengiba. Bantu aku untuk lebih keras berjuang untuk mu, bantu aku untuk tetap berdiri mantap menjadi imam mu.

Sendiri mungkin kita baik, tapi berdua kita bisa lebih baik.
#insyallah



Penulis : Tirta Hardi Pranata ~ Tukang coret-coret di blog ini ~

Artikel Kamu ini dipublish oleh Tirta Hardi Pranata pada hari Sunday, August 9, 2015. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 1komentar: di postingan Kamu
 

1 komentar: