Hujan masih turun di luar sana, dingin… baru saja pulang dari beli makan malam, kali ini untuk dua orang karena adik ku sedang berlibur di sini. Rasa capek itu masih ada belum berakhir, padahal sudah istirahat sejak kemarin. Sekarang aku lebih banyak tersenyum gak tau kenapa, aku gak gila aku masih sadar, walau sekarang isi dompetku lebih jarang ada lembaran merah gambar Bung Karno dan Bung Hatta.
Kemarin malam di tempat kerja teman lama mengirim pesan. Teman lama bgt, sempat jatuh hati padanya tapi hah itu masa lalu, dan sekarang kita sama-sama tahu bahwa dulu kita punya perasaan yang sama, dan sekarang semuanya baik-baik saja. J terimakasih sudah mengingatkan ku untuk mimpi ku yang telah lama tak ku kejar, bukan tak ku kejar tapi sedang aku pikirkan.
Yaa. Kalian boleh sebut aku pemimpi penghayal atau apalah terserah. Tapi kalian sedang baca buah tangan dari sang pemimpi. Mimpi bagi ku tak sekedar angan, walau di KKBI jelas tersebut bahwa mimpi adalah sesuatu yg terlihat atau dialami dl tidur; 2 ki angan-angan; tapi bagi ku mimpi itu adalah tujuan, mimpi itu motivasi ku, mimpi itu lah yang membawaku kesini, aku disini karena mimpi-mimpi ku.
Aku hanya manusia biasa, terlahir dari Rahim seorang wanita yang ku sebut ia Ibu tanpanya aku hanyalah onggokan daging yang membalut tulang, bangkai hidup yang tak punya tujuan. Selanjutnya adalah ayah, iya adalah suami dari ibuku, ayah selalu membimbingku dan menghidupkan pikir ku yg mati, memecahkan kebuntuan setiap logika yang tak terpecahkan dengan akal ku sendiri. Mereka adalah Ustazah dan Socrates bagi ku teman berdiskusi tentang agama, tentang ke hidupan bahakan tentang asmara. Ayah penganut filsof Socrates logika jalan terus, sementara ibu ia selalu setia bersama kitab-kitab yang ia baca tiap habis sholat. Kadang sih perdebatan antara logika dan agama sering terjadi, tapi semua itu berakhir dengan tawa. Yaa tawa kami berlima, karena kami selalu bercerita dan bercengkrama di kamar itu ketika habis sholat dan menjelang waktu mengaji. (aku rindu rumah saat ini).
Aku punya banyak teman dari banyak kalangan. Mulai dari yang cerdas sampai yang gak cerdas, dari yang jenius sampe yang oon. Tapi aku hanya punya beberapa sahabat yang sangat dekat. Sahabatku dulunya adalah musuhku, begitu juga pacarku yang dulu adalah orang yang aku benci tapi kini aku sayangi. Hahaha (I Will always missing ue.). Kadang aku ingin seperti mereka. Seperti si A yang pinter sampa-sampai IPK nya camlude mulu, pengen kayak si Y yang pinter bgt bisnis online, kadang aku pengen seperti A yang pinter banget coding, punya teman yang penter nulis aku juga pengen pinter nulis, punya temen yang pinter motret aku juga pengen pinter motret. Tapi aku lebih sering pengen jadi aku si pemimpi yang lebih sering berjalan sendiri, bergerak sendiri.
Dengan kesendirian aku bebas berangan aku menjadi tahu apa yang aku butuhkan aku menjadi tahu apa yang harus aku kerjakan tanpa tekanan. Tim kecil sudah cukup bagiku, sahabat2 yang disana sedang berjungan dengan mimpi2nya. Yang secara terang-terangan membuat sakit, yang secara terangan membangkitkan, mereka yang tidak sembunyi-sembunyi dalam kemunafikan. Yaa tim kecil yang pernah sama-sama menangis, yang sama-sama tertawa. Kita berjanji untuk bersama di masa depan. (aku kangen kalian) “Ketika sesuatu yang kamu harap tak memberikan seperti apa yang kamu inginkan pilihanya cuma ada dua, merubahnya menjadi lebih baik atau pergi meninggalkannya.” Kamu pernah berkata itu untuk menyakinkan ku dan aku memilih untuk merubahnya, tapi kini engkau memilih untuk meninggalkannya.
Saat ini satu demi satu bata telah ku susun untuk jalan ku menjemput mimpi-mimpi ku selanjutnya. Ya selanjutnya, aku sudah banyak bermimpi dan mimpi itu sudah banyak menjadi nyata. Hanya sebagian kecil yang tau itu, bahkan sebagian lagi menerka. Aku bosan diterka, dan berhentilah menerka ku, karena aku bukan kamu dan kamu bukan aku. Yang tau hidupku ya aku bukan kamu. Karena hidup kita tak pernah sama.
Kadang aku tiba di persimpangan, kadang pula aku harus memilih kemana arahnya. Kadang aku berada diatas angin hingga aku harus berpengan yang kuat agar aku tak keluar atau terlempar dari lintasan, kadang aku di tepi jurang yang dalam, bahkan untuk melihat dasarnya saja aku tak bisa, aku harus berhati-hati agar aku tak jatuh agar aku tetap bertahan.
Aku percaya bahwa manusia yang tak punya mimpi bagaikan sapi yang dicolok hidung nya, hidupnya hanya untuk kerja keras tanpa menikmati hasil kerjanya. Bermimpi itu biasa tapi kerja keras untuk mewujudkan mimpi-mimpi itu baru luar biasa. Mimpi tanpa kerja keras adalah omong kosong, kerja keras tanpa mimpi adalah sia-sia. Mimpi bagiku bukan Cuma angan-angan, mimpi bagiku masa depan, tujuan ku ketika aku berjalan, motivasi ku ketika aku patah, salah satu alasan untuk ku terus berjuang.
Mimpi ku bukan hanya kesenangan, mimpi ku Cuma aku yang tahu. hidupku yaa aku yang menjalani dengan segala cara aku hidup. Kerja keras ku ya untuk mimpi ku, tanggung jawabku lebih besar dari pada yang kalian tahu. Aku bertanggung jawab atas segala yang aku lakukan, dan yang aku lakukan adalah yang aku prioritaskan.
Sebagai umat beragama aku percaya Tuhan ku akan mengabulkan semua yang kita pinta jika kita mau berusaha, Tuhan akan memberikanya ketika kita telah siap menerimanya, Tuhan pula akan mengambilnya ketika masanya telah habis untuk bersama kita. seperti halnya mimpi, Tuhan menciptakan takdir untuk kita ada takdir yang dapat kita rubah dan ada takdir yang sudah menjadi ketetapnya. Walaupun kita tak pernah tau takdir yang mana yang telah kita rubah. Tapi aku percaya Tuhan akan mengabulkan mimpi-mimpi itu ketika masanya tiba.
*Terimakaih untuk SY yang sekarang mulai bermimpi lagi.