Untuk Wanitaku dan Untuk Kamu yang Merindukanya

 

Setiap orang berhak atas Cinta, berhak untuk mencitai dan berhak untuk dicintai. Tidak ada aturan pasti tentang Cinta, setiap orang boleh memiliki dan setiap orang bisa saja kehilangan Cinta, tidak ada kasus pencurian cinta yang dipidanakan, dan tidak ada hukum pidana atas pencurian cinta terhadap seseorang ataupun orang lain, karena cinta itu mimilih dan cinta itu terkadang juga pilihan. Bukan rampokan atau pun paksaan.

 

Untuk wanita ku dengarkan lah.

 

Sudah sejak lama aku memiliki cinta mu meski ku tak tau seberapa dalam dan akan seberapa lama cinta mu bertahan? Setiap hari ketika bersama mu adalah bahagia dan setiap hari tanpa mu ku lalui bagai siksa. Tak ada jaminan ataupun sertifikasi kepemilikan atas cintamu, karena memang belum saatnya aku pastikan bahwa kau lah jodohku. Tuhan mungkin belum berkehendak menyerahkan sepenuhnya hatimu pada ku. Atau mungkin Tuhan masih ingin menguji seberapa kuat iman kita untuk saling mengerti dan setia.

 

Aku tidak menyalahkan mu wahai wanita ku, ketika banyak tawaran datang bernego dengan perasaan mu untuk memiliki cinta mu. Meski sepintas aku benci dan cemburu tapi percayaah aku takan mengambil sebilah parang dan menebaskanya pada orang tersebut. Aku masih percaya bahwa kau masih masih sanggup untuk menepati segala janji setia mu. Jika tidak.

 

Untuk Kamu Yang merindukanya.

 

Aku hanya berharap sedikit rasa pengertian mu dan akal sehat mu. Dan sedikit akan bertanya padamu.? Terlalu sempit kah dunia ini? Apakah Tuhan menciptakan satu wanita untuk beberapa pria sekaligus? Apakah stok wanita di dunia ini sudah habis? Dan apakah oleh sebab itu kita harus menentang semua rasa persaudaraan hanya untuk memperbutkan wanita yang sama-sama kita rindukan.

 

Cinta memang berhak untuk dimilikiki oleh siapapun yang berhak untuk mencitai, tapi dengan kesadaran dan dengan moral. Jika bicara perasaan mungkin saat ini ada yang sedang menangis entah untuk apa dia menanngis. Tapi aku yakin kita berdua pasti tak ingin membuatnya menangis karena kita sangat menyayanginya.

 

Kamu pria lain yang merindukanya, aku merasa terhina karena harus menceritakan segala kebusukan pria pada wanita yang kau rindu. Sebagai pria normal dan jantan aku tersinggung ketika kau ucapkan “Suka” atau “Kangen” pada wanita ku, tapi secara logika aku berfikir untuk tidak mengambil sebilah parang panjang untuk memenggal kepalamu, karena aku masih percaya wanita ku masih dapat berpikir.

 

Sudah sejak lama aku mencium ada unsur lain yang mendekatakan dirimu pada dirinya, tadinya aku anggap biasa saja, karena aku masih berpikir positif bahwa semuanya masih dalam tahap yang biasa. Namun ternyata unsur itu menyebar luas dan semakin hari semakin besar dan mungkin mengandung sedikit racun yang menyakitkan bahkan membunuh rasa simpati ku padamu.

 

Kalau boleh aku menasehati sedikit padamu. Ketahuilah Tuhan menciptakansegala yang ada di muka Bumi ini berpasang-pasangan tak ada yang tau siapa jodoh siapa dan siapa menjadi pasangan siapa? Bahkan tidak menutup kemungkinan bahwa pacarku adalah jodoh mu. Dan kalau itu terjadi aku tidak menyalahkan mu jika suatu saat nanti aku harus berpisah dengan wanita ku, dan wanita ku bersanding dengan mu. Aku takan dendam bahkan aku akan datang kepesta pernikahan kalian. Sebelum prosesi itu terjadi kita berhak untuk mencintai dan di cintai, tapi dengan sedikit perasaan untuk mengerti dan tidak mengorbankan arti sebuah pertemanan.

 

Aku mencoba belajar bagaimana mempertahankan posisiku dengan berjabat tangan, bukan dengan kepalan atau senjata. Karena aku menghargai setiap perasaan manusia.

Penulis : Tirta Hardi Pranata ~ Tukang coret-coret di blog ini ~

Artikel Untuk Wanitaku dan Untuk Kamu yang Merindukanya ini dipublish oleh Tirta Hardi Pranata pada hari Monday, July 23, 2012. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan Untuk Wanitaku dan Untuk Kamu yang Merindukanya
 

0 komentar:

Post a Comment