Terkadang aku membenci apa yang seharusnya tidak aku benci.
aku tak kuasa menahan perih dan sakit bukan karena luka robek atau pun tertembak mati..
bukan pula karena tertusuk pedang atau terpanggang di akibat ledakan LPG 3kg..
entah mengapa aku merasa begitu membenci kepada kenyataan setiap kali ku pandang
sosok-sosok tak bertuan yang mencoba menggangu dan menggoyahkan rindangnya hidupku
sejuknya nafasku seakan terhenti seketika, menjadi sesak yang tiada tara..
bukan ingin ku untuk marah ataupun membenci, namun hanya sekedar pelampiasan hati yang dulu pernah kau sakiti..
aku tak ingin membalas mata dengan mata ataupu darah dengan darah,..
aku juga tak ingin membuat selat di antara kita untuk bersahabat.
namun setidaknya butuh waktu cukup lama untuk aku pertimbangkan, butuh waktu yang tidak sebentar dan banyak faktor yang harus ku pertimbangkan..
tak mudah mencari determinan matrik sikapmu ataupun nilai rata2 dari setiap kesalahanmu..
tapi aku harus lebih teliti membaca sikapmu, sepeti membaca coding2 algoritma,
bukan tidak mungkin ada perulangan disetiap fungsi ataupun tingkah yang kau buat.
mungkin aku akan mengunkan nilai default untuk mematikan langkahmu..
atau aku membiarkanmu terus berjalan berulang-ulang tanpa henti..
meski secara sadar ataupun tidak kamu menyakiti dan terus menyakiti...
sebenarnya aku tidak apa2 menjadi korban dari ke egoisan makhluk keturunan Adam sepertimu..
namun aku terlalu lemah untuk melihat cucu anak hawa meneteskan airmata di bahuku karena bersalah atas egomu..
setidaknya mulai sekarang aku telah mempersiapkan beberapa percabangan untuk mengantisipasi setiap proses yang kamu lakukan karena aku tak ingin menjadi korban dari keegoisan salah satu anak cucu adam sepertimu..
0 komentar:
Post a Comment