Manusia tak lebih dari seokor binatang

________________________________________________________________

Mereka hanya beruntung memiliki tangan, padahal itu adalah ranting dari sebuah tubuh yang menjadi batangnya. Mereka beruntung memiliki telinga, dan anggap saja itu daun. Mereka juga beruntung memiliki kaki yang dapat membuat mereka berdiri , kalau kalian boleh, aku akan menyebutnya akar...

Mereka hanya beruntung, bergerak lebih bebas dari pada sebuah tanaman di dalam pot. Manusia dan tumbuhan sama-sama makan, namun manusia lebih beruntung dapat menikmati tanaman sebagai makanannya, namun tanaman tidak dapat menikmati manusia sebagai makanannya.. sekali lagi mereka beruntung, itulah manusia..

Mungkin kalian bertanya, apa maksudku menulis judul “Manusia tak lebih dari seekor binatang”?? hemm, bukan berpihak pada sebelah pandangan, namun ku pikir mereka atau manusia itu lebih beruntung dari pada seekor binatang, secara khusus itu karena akal. Apakah kalian akan mengatakan manusia itu beruntung?? Jika tidak, simak penjelasan ngawur berikut ini ..>>

Kalian mungkin tahu maksud dari “ETIKA”.. nah gak perlu saya jelasin panjang lebar,. Kita langsung saja kepada pembahasan mengenai MANUSIA dan ETIKA.. oke.. secara teori Ariestoteles berpendapat bahwa “manusia terdiri atas jiwa, yang mempunyai bagian menyerupai tanaman, bagian binatang dan bagian rasional” dan pernahkan kalin bertanya bagaimana seharusnya kita hidup?

Pertama yang kita harus pikirkan adalah apa tujuan kita hidup?, mencari kebagahagiaan kah? Akan hanya mencari kesibukan menjelang kita mati? Manusia hanya beruntung memiliki akal dan dapat berpikir rasional.. pernahkan kalian berpikir se andainya jika tikus dan pohon diberi akal, aku tak bisa bayangkan, berapa banyak tikus yang akan di tahan atas tuduhan korupsi, dan berapa banyak kaki-kaki manusia yang pincang di tebang oleh pohon yang balas dendam..?

Manusia tumbuh dan menyerap makanan sama seperti tumbuhan, dia mempunyai perasaan dan kemampuan untuk bergerak kesana kemari sama seperti binatang, namun manusia memiliki ciri khas yaitu akal untuk berpikir secara rasional.. yapp.. Ariestoteles pun mengatakan manusia lebih beruntung memiliki sepercik akal ilahi..

Manusia adalah binatang yang berpikir, kalau ada manusia yang tidak berpikir maka ia bukan manusia sungguhan.. namun bayangkan pula, mengapa manusia diciptakan?? Mungkin aku akan menjawab, seandainya manusia tidak diciptakan atau tidak diberi akal maka, tidak akan ada yang menceritakan padaku tetang perbedaan antara “Anjing” dan “kucing” atau “bunga mawar” dan “bunga melati”. Manusia, tanaman dan binatang sama-sama hidup, namun manusia makluk yang dapat berpikir dan membagi semua perbedaan itu menurut kelompoknya masing-masing, ada tananam dan ada binatang.

Namun sangat disayangkan ketika manusia tidak bertindak sebagaimana etika manusia. Akal mereka digunakan untuk mendudukung untuk meluruskan nafsu sama seperti binatang, ego mereka di gunakan hanya untuk mendapatkan kekuasaan menindas yang lemah menganiaya yang tertindas.. berlomba-lomba menumpuk padi di lumbung emas, padahal masih banyak mahluk sejenis mereka yang butuh sesuap nasi ketimbang emas yang mereka kumpulkan. itulah mereka yang Rakus melebihi tikus yang hanya mengambil sepotong keju dari lemari untuk menghilangkan lapar.. ketika akal mereka tak digunakan untuk berpikir rasional itulah mereka manusia yang tak lebih dari seekor binatang.

Penulis : Tirta Hardi Pranata ~ Tukang coret-coret di blog ini ~

Artikel Manusia tak lebih dari seokor binatang ini dipublish oleh Tirta Hardi Pranata pada hari Tuesday, April 19, 2011. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan Manusia tak lebih dari seokor binatang
 

0 komentar:

Post a Comment