Mengapa Mesti Jadi “Presiden”

Apa sih motivasimu jadi Presiden, kalau hanya sekedar untuk tenar dan Visi mu tak jelas. Aku lebih baik golput dari pada memilih masa depan yang tak jelas juga. Apa sih harapan yang kau beri pada kami, kalau harapan itu cuma angan, lebi baik kamu mundur, dari pada kamu dimakan oleh neraka. Bukan kah setiap kita dilahirkan untuk menjadi pemimpin, tapi haruskan kita menjadi presiden untuk disebut “Pemimpin”?

 

Aku bukan tak setuju kalian maju jadi Presiden, tapi aku heran, mengapa calon ketua RT lebih sedikit dari calon Presiden? Apakah Karena gaji RT lebih kecil dari pada gaji presiden? Bukankah untuk jadi presiden harus ada jenjangnya dulu, ibarat kata “Kamu harus mimpin diri kamu sendiri dulu, baru memimpin orang lain, setelah berhasil memimpin kelompok kecil barulah kamu memimpin kelompok yang lebih besar, setelah kamu bisa berlaku bijak sana atas dirimu sendiri dan atas orang-orang yang kamu pimpin barulah kamu pantas di sebut pemimpin.”

 

Tapi sekarang, banyak yang sok jadi pemimpin tapi mereka sendiri secara kasat mata saja sudah tak layak disebut pemimpin. Karena diri mereka sendiri tak bisa mereka kendalikan, atau sifat mereka sendiri tak mereka kenali. Bagaimana mereka akan membawa kita maju?

 

Aku tak menyalahkan kalian atau sekelompok orang yang mencalonkan dirinya jadi pemimpin. Baca saja media masa akhir2 ini, misalnya pencalonan gubernur DKI, para calon saja sudah bersikap ke kanak-kanakan untuk bersaing menjadi gubernur, saling cela, itukah sifat pemimpin? Lihat saja salah salah satu calonnya, sebelumnya aku sempat respek sama beliau, tapi ketika maju jadi jalon gubernur, ia melupakan daerahnya sendiri, segala gebrakan beliau untuk daerahnya terasa hanya untuk pencitraan. Halah,, politik emang bohong..

 

Kita semua merasa terpanggil untuk membenahi system yang rusak di negeri, untuk mensejahterakan rakyat, dan untuk membuat kehidupan yang lebih baik. Tapi tak semua dari kita mampu, tak semua dari kita harus berebut jadi pemimpin, kenapa tak kita lakukan dari dalam diri kita, kita memulai diri kita untuk sejahtera nuraninya, untuk maju pemikiranya, untuk memimpin diri kita sendiri. Kita tak perlu gelar untuk membuat orang lain sejahtera, kita hanya perlu niat yang tulus. Banyak yang bisa kita lakukan, miliyaran rupiah yang kalian hamburkan untuk kampanye itu mungkin lebih bermanfaat jika di bangun fasilitas dan pendidikan kau miskin dan anak jalanan.

 

Banyak orang cerdas yang memilih mengabdi pada masyarakat tanpa harus jadi presiden. Banyak orang-orang yang bermanfaat dengan orang lain tanpa perlu fotonya di pajang di setiap tembok ruangan isntansi. Banyak orang yang jasanya lebih dikenang ketimbang jasa presiden ataupun MPR. Kenapa kita tak bisa menjadi sederhana untuk bermanfaat pada orang lain tanpa harus di hormati.?

 

Aku yakin calon-calon pemimpin itu sudah siap dengan segala sesuatunya. Dan sudah berpikir jauh tentang tindakannya. Dan oleh karena itu pula aku berpikir, apa motivasi yang membuat saudara ingin jadi pemimpin,? Sebab aku akan melihat latar belakang anda, kinerja anda selama ini, kalau tak layak dalam pemikiran ku, lebih baik aku tak milih saudara, dari pada aku memilih masa depan yang tak jelas. Kehidupan saudara selama ini sangat berpengaruh pada kepemimpinan anda masa depan.

Penulis : Tirta Hardi Pranata ~ Tukang coret-coret di blog ini ~

Artikel Mengapa Mesti Jadi “Presiden” ini dipublish oleh Tirta Hardi Pranata pada hari Friday, May 18, 2012. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan Mengapa Mesti Jadi “Presiden”
 

0 komentar:

Post a Comment